metode melatih dalam olahraga
Senin, 11 April 2016
Senin, 04 April 2016
metode melatih dalam olahraga
METODE MELATIH DALAM TINJAUAN BELAJAR GERAK
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Belajar Gerak
yang dibina oleh Bapak Dona Sandy Yudasmara, S.pd., M.or
Di
Susun Oleh
Muhammad
faisal ammar
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
Oktober 2015
KATA
PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah, atas rahmat dan karunzia Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Metode Melatih Dalam Tinjauan Belajar Gerak”.
Makalah ini di buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar Motorik pada Universitas
Negeri Malang Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Semester Ganjil 2015/2016.
Penulis sangat
berterima kasih kepada Bapak Dona Sandy Yudasmo, S. Pd., M. Or. selaku Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Belajar Motorik pada Universitas Negeri Malang Fakultas
Ilmu Keolahragaan (FIK), serta kepada pihak yg membantu menyelesaikan makalah
ini baik bantuan moril maupun materil.
Penulis berharap makalah ini dapat di terima dengan
baik, apa bila dalam makalah ini terdapat kesalahan, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik pembaca agar lebih baik pada masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Malang,
20 Oktober 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar
belakang
Rumusan
masalah
Konsep metode melatih
Metode melatih dalam tinjauan belajar gerak
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Latihan adalah suatu
proses yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah beban
latihan. Latihan kondisi fisik memegang perenan sangat penting dalam program
latihan atlet. Istilah latihan kondisi fisik, mengacu kepada suatu program
latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan progresif. Tujuannya
adalah meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh system tubuh, dengan
demikian prestasi atlet akan semakin meningkat.
Faktor utama dalam
latihan adalah dilakukan secara berulang-ulang dan peningkatan beban dilakukan
berulang-ulang kekuatan dan daya tahan otot. Para ahli mengatakan bahwa latihan
adalah suatu proses yang direncanakan untuk mengmbangkan keterampilan olahraga
yang kompleks dengan memakai isi latihan, metode latihan dan tindakan-tindakan
organisasional yang sesuai dengan meksud dan tujuan-tujuan.
Proses belajar pada
hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Proses perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan.
Perubahan hanya dapat dilihat dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang
tampak. Ketika seorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran, sepertinya
seorang siswa memperhatikan dengan seksama sambil mengangguk-anggukkan kepala, maka
belum tentu siswa tersebut belajar.
Kemungkinan siswa
tersebut mengangguk-angguk kepala bukan karena memperhatikan materi pelajaran
dan faham apa yang dikatakan guru, akan tetapi karena sangat mengagumi cara
guru berbicara, atau mengagumi penampila guru, sehingga ketika siswa tersebut
ditanya tentang apa yang disampaikan guru, siswa tidak mengerti apa-apa.
Sebaliknya, manakala ada siswa yang seakan-akan tidak memperhatikan, belum
tentu siswa tersebut tidak sedang belajar. Kemungkinan otak dan fikiran siswa
tersebut sedang mencerna apa yang dikatakan guru, sehingga ketika ditanya siswa
tersebut dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Berdasarkan adanya perubahan perilaku yang
ditimbulkan, maka sebenarnya siswa sudah melakukan proses belajar. Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari proses pembelajaran,
dengan demikian seorang guru harus memahami secara teoritis bagaimana
terjadinya perubahan perilaku itu. Dewasa ini sebagian guru tidak memperhatikan
tentang perubahan perilaku siswa. Guru hanya memberikan materi-materi pelajaran
tanpa memandang hasil dari proses belajar tersebut. Melihat fenomena yang
berkembang, maka seorang guru dituntut mengimplikasikan dan mengembangkan
teori-teori yang ada dalam pembelajaran, sehingga diharapkan proses belajar
benar-benar dapat dilaksanakan secara maksimal.
1.2
Rumusan Masalah
1. Pengertian
metode?
2. Konsep
dari metode melatih?
3. Metode
melatih dalam tinjauan belajar gerak?
BAB
II
PEMBAHASAN
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru
maka pembelajaran akan semakin baik.Metode berasal dari kata methodos dalam
bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Sudjana (2005: 76) berpendapat
bahwa metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan,
dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat
aksiomatis yaitu pendekatan yang sudah jelas kebenarannya, sedangkan metode
bersifat prosedural yaitu pendekatan dengan menerapkan langkah-langkah. Metode
bersifat prosedural maksudnya penerapan dalam pembelajaran dikerjakan melalui langkah-langkah
yang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan
pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil
belajar.
Menurut Sangidu (2004: 14) metode adalah cara kerja
yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Salamun (dalam Sudrajat, 2009:7) menyatakan bahwa
metode pembelajaran ialah sebuah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Hal itu berarti
pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan
hasil pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkanpendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam
menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara teratur dan
bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu dibawah
kondisi yang berbeda.
Pengertian
melatih gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar
gerak merupakan bagian dari belajar. Belajar gerak adalah aktivitas yang menekankan
pada aktivitas gerak, belajar kognitif pada aktivitas berpikir dan belajar
efektif menekankan pada aktivitas emosi dan perasaan.
Ketiga
macam belajar ini mempunyai keunikan masing-masing yang dapat dilihan antara
lain pada: materi yang dipelajari, proses dan kondisi belajar, intensitas
keterlibatan setiap unsur domain kemampuan serta hasil belajar. Dalam belajar
gerak materi yang dipelajari adalah pola-pola keterampilan gerak tubuh, proses
dan kondisi belajar meliputi pengamatan gerakan untuk dapat mengerti
prinsip-prinsip bentuk gerakan, menirukan dan mencoba melakaukan. Selanjutnya
menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai dalam kondisi-kondisi tertentu yang
dihadapi dan akhirnya bisa menciptakan gerakan yang lebih efisien. Doamain
kemampuan yang paling intensif keterlibatannya adalah domain fisik dan
psikomotor, sedangkan hasil belajar dalam gerak berupa kuwalitas gerakan tubuh
(Sugiyanto dan Sedjarwo, 1992: 234).
Dalam
perencanaan pembelajaran gerak, harus mempertimbangkan tingkat kesiapan
pembelajar, perkembangan, karakteristik individual, motivasidan kebutuhan untuk
reinforcement (Wues DA dan Bucher CA,
1994: 223).
Beberapa
konsep tambahan, faktor-faktor dan kondisi yang dapat meningkatkan pembelajaran
keterampilan gerak dan meningkatkan penampilan adalah: (a) sesi latihan harus
disusun untuk meningkatkan kondisi yang optimal siswa, (b) Pembelajar harus
memahami tugas yang diajarkan, (c) Sifat dari keterampilan tugas yang diajarkan
harus dipertimbangkan ketika mendesain latihan, (d) Sifat dari tugas dan latar
belakang siswa harus dipertimbangkan secara jelas ketika mengajar keterampilan
secara metode bagian ataupun keseluruhan, (e) Umpan baik adalah esensi dari
pembelajaran, (f) Analisis diri harus dikembangkan.
Belajar
gerak dapat didefinisikan sebagai seperangkat proses yang berhubungan dengan
latihan dan pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam
perilaku terampil (Schmidt. R.A, 1991: 153). Meskipun tekanan belajar gerak
adalah penguasaan keterampilan, aspek lain seperti domain kognisi tidak bisa
diabaikan. Meinci (1976) mengembangkan
analisis spesifik dari belajar dalam konteks olahraga. Belajar gerak terdiri
dari tahap penguasaan, penghalusan dan penstabilan gerak/keterampilan gerak
olahraga. Ia menekankan, integrasi keterampilan di dalam perkembangan total
dari kepribadian seseorang. Oleh sebap itu, penguasaan keterampilan baru
diperoleh melalui permainan dan pemilihan pengetahuan, perkembangan koordinasi
dan kondisi fisik sebagaimana kepercayaan dan semangat juang (Lutan, 1988:
102).
Menurut
Schmidt (1993: 153) dan Lutan (1988: 102-105) ada beberapa aspek penting dalam
definisi belajar gerak, yang meliputi:
a. Belajar
sebagai sebuah proses, bukan suatu perubahan perilaku.
b. Belaajar
adalah proses yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.
c. Belajar
gerak adalah hasil langsung dari latihan dan pengalaman.
d. Belajar
gerak tidak teramati secara langsung, hanya dapat di tafsirkan eksistensinya
dari perubahan yang terjadi dalam keterampilan/perilaku gerak.
e. Belajar
gerak menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi (kebiasaan).
f. Belajar
gerak relatif permanen.
g. Belajar
gerak dapat menimbulkan efek negatif.
h.
Belajar gerak meliputi seperangkat
proses dalam sistem syaraf pusat.
2.3 Metode Melatih dalam Tinjauan Belajar Gerak
1)
Metode global atau keseluruhan
Metode
global atau keseluruhan adalah cara mengajar yang dilakukan dengan menampilkan
keterampilan secara utuh. Dalam pelaksanaannya, metode global ini mengikuti
urutan sebagai berikut :
a)
Pembukaan : yaitu tahap memperkenalkan keterampilan
yang akan dipelajari tahap ini bisa dilakukan dengan cara uraian lisan,
demonstrasi langsung, penayangan gambar atau foto, atau hanya lembaran tugas.
Pada intinya tahap ini memberikan gambaran utuh (keseluruhan) tentang
ketrampilan yang akan dipelajari.
b)
Percobaan : yaitu tahap dimana semua siswa mencoba
menguasai keterampilan yang dimaksud dengan cara melakukan sendiri secara utuh dari
keseluruhan rangkaian keterampilan yang dipelajari. Apabila keterampilan yang
dipelajari tersebut adalah lompat jauh gaya lenting, maka semua siswa mencoba
melakukan lompat jauh dari mulai awalan hingga mendarat.
c)
Review : yaitu tahap dimana guru mengundang siswa
untuk saling mengungkapkan masalah-masalah yang ditemukan selama percobaan.
Atau dalam kondisi kelas yang lebih bersifat satu arah, tahap ini sering
digunakan guru untuk memberitahukan kesalahan-kesalalahan yang masih mereka
buat. Tahap ini diakhiri hingga semua siswa mempunyai gambaran yang jelas
tentang kekurangan dan kelebihan mereka.
d)
Percobaan : anak diberi kesempatan mencoba kembali
dengan tujuan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang masih dibuat. Percobaan
kedua ini tetap dilakukan secara keseluruhan, yang kemudian dilakukan review
kembali. Demikian seterusnya hingga keterampilan yang bersangkutan dirasa sudah
dicapai dengan baik.
e)
Pemantapan : setelah beberapa kali terlibat dalam
proses review dan percobaan ulang, maka siswa akan semakin mantap kemampuannya.
Pada tahap ini hendaknya guru sudah semakin spesifik dalam memberikan umpan
balik yang berguna untuk memantapkan keterampilan.
2)
Metode bagian atau part method
Metode
bagian atau part method adalah suatu cara mengajar yang membagi keterampilan
menjadi bagian-bagian. Caranya dimulai dengan mengajarkan bagian-bagian
terkecil dari suatu keterampilan dan pada akhirnya digabungkan menjadi suatu
keterampilan yang utuh. Dengan demikian tahapan pelaksanaannya adalah sebagian
berikut :
a)
Pembukaan : sama seperti dalam tahap pengajaran metode
keseluruhan, tahap ini adalah untuk memberikan pengertian yang utuh tentang
materi atau keterampilan yang akan dipelajari.Lebih khusus lagi, untuk
memperlihatkan kepada siswa bagaimana keterampilan yang dimaksud terdiri dari
bagian-bagian yang digabungkan.
b)
Analisis : tahap untuk mengenali bagian-bagian yang
membangun suatu keterampilan, bagaimana urutannya, dan apa fungsi dari
masing-masing bagian. Analisis ini bermanfaat juga untuk melatih anak dalam
melihat bagaimana suatu keterampilan terbangun.
c)
Melatih : tahap berikutnya adalah melatih
bagian-bagian secara berurutan. Misalnya dalam lompat jauh, yang pertama kali
dilatih adalah awalnnya. Setelah awalan dikuasai, kemampuan berikutnya yang
dilatih adalah tolakan. Demikian terus, hingga semua bagian dikuasai.
d)
Sintesis : setelah setiap bagian yang membangun suatu
keterampilan dapat dikuasai, kemudian dilanjutkan dengan latihan keseluruhan.
Meskipun setiap bagian telah dikuasai, namun biasanya untuk menyatukan ke dalam
satu ketrampilan yang utuh bagi sebagian anak merupakan hal yang sulit terutama
bagi anak yang mempunyai kemampuan dasar yang rendah. Oleh karena itu
pelaksanaan tahap ini memerlukan waktu yang cukup, dengan pemberian umpan balik
yang cukup pula.
3)
Metode global bagian
Metode
global bagian (whole-part method) adalah campuran dari kedua metode yang sudah
dibahas di atas, dengan menggabungkan kelebihan-kelebihan dari keduanya.
Pelaksanaan metode campuran adalah sebagai berikut :
a)
Pembukaan : sama seperti yang diuraikan dalam metode
keseluruhan.
b)
Percobaan :sama seperti dalam pelaksanaan percobaan
dalam metode keseluruhan, yaitu pelaksanaan praktek secara keseluruhan.
c)
Review : hingga tahap ini seluruh rangkaian yang
ditempuh pada metode keseluruhan masih sama. Bedanya, review untuk metode
campuran akan menekankan pada masalah-masalah yang dihadapi siswa sebagai suatu
unit yang terpisah agar dapat dilatih secara terpisah pula. Pengkoreksian atau
diskusi yang dilakukan dalam tahap ini lebih bersifat individual, sehingga
setiap anak akan melihat kekurangannya masing-masing.
d)
Melatih bagian : kesalahan-kesalahan yang masih
terjadi atau ditemukan dari tahap percobaan keseluruhan diminta untuk dilatih
lagi oleh setiap siswa secara bagian. Misalnya jika anak yang bersangkutan
lemah dalam awalan, maka yang akan ditekankan pada latihan ini adalah latihan
awalan. Demikian juga jika yang masih salah adalah cara mendarat, maka yang
dilatih oleh siswa adalah teknik mendarat.
e)
Sintesis : latihan bagian yang dilaksanakan di atas,
setelah dirasa cukup, segera dilanjutkan dengan latihan keseluruhan lagi. Jika
setiap kesalahan atau kelemahan sudah dapat diperbaiki maka segera anak mencoba
lagi secara keseluruhan.
f)
Pemantapan : tahap pemantapan dilakukan berganti-ganti
antara latihan bagian ke latihan keseluruhan, kemudian kembali ke latihan
bagian dan seterusnya.
4)
Metode Progresif
Metode
progresif (progressive method) adalah cara mengajar yang memecah bahan latihan
atau keterampilan dalam beberapa bagian. Perlu ditekankan bahwa pemisahan keterampilan
menjadi bagian-bagian pada metode ini berbeda sifatnya dengan metode bagian
sebelumnya. Yang harus dilakukan adalah mencoba menentukan inti (core) dari
keterampilan yang bersangkutan. Inti itulah yang kemudian dijadikan bagian
pertama.Dalam mengajar lompat jauh gaya lenting misalnya, sikap melenting di
udara dianggap sebagai intinya. Yang harus dilakukan berikutnya adalah
menentukan tahapan-tahapan latihan yang disusun secara progresif. Artinya tahap
pertama mengandung bagian yang lebih kecil dari pada tahap berikutnya. Semakin
lama tahapan latihan semakin lengkap. Coba lihat misalnya tahapan pelaksanaan
mengajar lompat jauh berikut ini:
a)
Tahap pertama : meminta anak untuk melatih posisi
melenting dengan cara melompat dari bangku yang disediakan di pinggir bak
lompat dengan dua kaki
b)
Tahap kedua, meminta anak menolak dari bangku dengan
satu kaki (kaki terkuat), sementara kaki yang satu berada di tanah dan kemudian
melenting dan mendarat
c)
Tahap ketiga, meminta anak menolak dari bangku dan
melenting sebelum mendarat, tetapi diawali dengan 3 langkah lari.
d)
Tahap keempat, mengulang tahapan sebelumnya dengan
awalan yang lebih panjang.
e)
Tahap terakhir, pelaksanaan lompat jauh dengan awalan,
jarak, dan kecapatan yang sebenarnya.
Pada
prinsipnya, metode progresif ini mengikuti jalur sebagai berikut, Tahap kesatu,
latihan hanya melibatkan satu bagian dari suatu keterampilan. Tahap kedua,
bagian pertama tadi digabung dengan bagian kedua, sehingga menampilkan latihan
pola gerak yang lebih panjang. Tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua tadi
ditambah lagi dengan bagian tiga, yang menunjukan pola gerak yang
kompleksitasnya semakin meningkat. Demikian seterusnya hingga seluruh bagian
yang tersisa akhirnya dapat dipelajari secara keseluruhan.
5)
Metode Latihan Padat Dan Terdistribusi
Metode
Latihan Padat Dan Terdistribusi Dikaitkan dengan penggunaan waktu dalam proses
latihan, metode latihan yang dapat dipilih adalah latihan padat (massed
practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice)
Latihan
padat dicirikan dengan tidak adanya waktu istirahat di antara ulangan.
Misalnya, jika tugas latihan adalah lari 30 menit, tugas itu akan diselesaikan
tanpa istirahat. Sedangkan dengan latihan terdistribusi tugas tersebut
diselesaikan dengan cara membaginya menjadi beberapa bagian. Setiap bagian akan
diselingi istirahat
Tidak
selamanya kedua metode tadi dapat dibedakan secara tegas. Patokannya adalah,
latihan padat biasanya mengurangi waktu istirahat di antara latihan atau
ulangan, sedangkan latihan terdistribusi mempunyai istirahat lebih panjang
diantara waktu-waktu latihan atau ulangan.
Perbedaan
nyata dari kedua latihan tersebut adalah pengaruh rasa capai terlebih pada
metode padat. Akibatnya, akan menurunkan penampilan pada ulangan penampilan
seri latihan berikutnya dan mungkin malah menggangu proses belajar. Untuk
tujuan meningkatkan keterampilan, latihan terdistribusi dinilai lebih efektif.
2.4 Metode Melatih dalam Tinjauan Belajar Gerak
Dalam
belajar gerak metode melatih yang paling efektif adalah metode drill karena
dalam metode drill ini akan menjadikan sebuah latihan, terutama latihan teknik
dapat disimpan dalam long term memory.
Ketika para atlet dalam pertandingan harapannya adalah untuk meningkatkan
kualitas permainan dan sudah secara otomatis gerakan atlet tersebut
(a)
Metode drill
Drill
merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang telahdipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.
Kata latihan mengandung arti bahwasesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi
bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertamadengan situasi belajar
yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar
itudiubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka
keterampilan akan lebihdisempurnakan.
Ada
keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada
yangmembutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan
begitu saja kepada siswatanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan
pengertian dasar.
Kelebihan : Pengertian
siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. Siswa siap menggunakan
keterampilannya karena sudah dibiasakan. Kelemahan : Siswa cenderung belajar
secara mekanis. Dapat rnenyebabkan kebosanan.Mematikan kreasi siswa. Menimbulkan
verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti). Setelah mempertibangkan
kelebihan dan kekurangan dari metode dril pelatih ataupun pengajar lebih
hati-hati dalam menerapkan metode drill ini.
Dalam
beberapa metod melatih yang telah dijelaskan diatas maka dapat ditarik
kesimpuan bahwa metode yang paling efektif dan efisien yaitu metode campuran
antara menyeluruh dan perbagian.
(b)
Metode global bagian
Metode
global bagian (whole-part method) adalah campuran dari kedua metode yang sudah
dibahas di atas, dengan menggabungkan kelebihan-kelebihan dari keduanya. Karena
dalam pelaksannaannya metode ini sudah mengkombinasikan antara kelebihan metode
menyeluruh dan metode bagian. Sehingga kekurangan dari metode campuran ini
sangat sedikit untuk ditemukan. Hanya saja pelaksannanya yang kurang maksimal
karena dalam pelaksannanya pelatih atau seorang pengajar harus mengetahui
dimana letak kekurangan dari masing-masing atlet. Da kemudian kekurangan
tersebut dilatih dalam metode perbagian.
Metode
campuran ini seseorang pelatih awlanya memberikan ulasan materi secara
keseluruhan. Kemudian para anak didik melakukan percobaan. Setelah melakukan
percobaan tersebut masing-masig anak didik atau atlet di evaluasi dimana letak
kesalahan atau kekurangannya. Setelah pelatih atau pengajar mengetahui maka
harus menentukan strategi untuk memberikan latihan terhadap masing-masing anak
didik dan latihan tersebut terdapat di metode perbagian karena hanya bagian
yang memngalami kesalahan atau kekurangannya saja. Bukan melatih secara
keseluruhan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode merupakan salah satu strategi
atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran hendak dicapai, semakin tepat metode yang
digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik.
Dalam belajar gerak materi yang dipelajari adalah pola-pola keterampilan gerak
tubuh, proses dan kondisi belajar meliputi pengamatan gerakan untuk dapat mengerti
prinsip-prinsip bentuk gerakan, menirukan dan mencoba melakaukan. Selanjutnya
menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai dalam kondisi-kondisi tertentu yang
dihadapi dan akhirnya bisa menciptakan gerakan yang lebih efisien.
DAFTAR
RUJUKAN
Mansyur. Ahmad, 2000, Macam-macam Metode Melatih. (oline).(http://eprints.uny.ac.id/7715/3/jBAB%202%20-%2008603141034.pdf
diakses 4 oktober 2015).
mahendra. Agus, 2011, Teori Belajar Gerak, (online).(http://file.upi.edu/Direjktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031AGUS_MAHENDRA/Kumpulan_makalah_bahan_penataran%28Agus_Mahendra%29/Teori_Belajar_Motorik.pdf
diakses 4 oktober 2015).
Ma’mun. Amung, Saputra. yudha 2012, Perkembangan Gera dan Belajar Gerak. (online)
(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/195911041986011-BADRUZAMAN/Tugas_Perkem_%26_bljar_gerak.pdf
diakses 4 oktober 2015).
yuliarto. Hari, 2003, Prinsip-prinsip Belajar Gerak Konsep dan
Metode. (0nline). (http://staff.uny.acj.id/sites/default/files/penelitian/hari-yuliartomkes/majalah-ilmiah-prinsip-belajar-gerak.pdf
diakses 04 oktober 2015)
Langganan:
Komentar (Atom)